Indonesia dalam tiga dekade terakhir sedang mengalami masa peralihan dari negara agraris yang mengandalkan hasil pertanian dan komoditas, menjadi negara industri yang mengolah dan menghasilkan produk siap pakai berupa barang maupun jasa. Oleh karena itu, pemerintah sangat gencar membangun kawasan industri yang akan menjadi tulang punggung sebuah negara industri.
Dilansir dari website resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pembangunan kawasan industri menyeluruh dan integratif perlu diiringi dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sesuai kebutuhan industri. Salah satu penyedia SDM yang menjadi dambaan industri tersebut adalah Pendidikan Tinggi Vokasi berbentuk politeknik.

Di Eropa, khususnya Jerman yang dikenal sebagai rajanya industri berteknologi tinggi, sangat mengandalkan politeknik sebagai penghasil sumber daya manusia yang terampil bagi industri. Sementara itu, negara tetangga Singapura juga mulai mengembangkan politeknik, khususnya bagi industri kreatif dan manufaktur modern untuk perkembangan ekonominya.

Singapura merupakan mitra strategis dan investor terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BKPM, per triwulan II-2022 realisasi investasi Singapura di Indonesia mencapai USD 3,1 miliar.

Sementara itu, Kemenperin menyebutkan tenaga kerja di sektor industri pada tahun 2022 sudah mencapai 18,64 juta.

Karenanya, SDM menjadi aset penting untuk turut mendorong pembangunan ekonomi nasional, termasuk di sektor industri. Untuk itu, selain fokus membangun infrastruktur, pemerintah juga tengah gencar membangun kompetensi SDM Indonesia.

Politeknik sebagai Pendidikan Vokasi yang Melahirkan Intelektual

Program pendidikan politeknik merupakan jalur pendidikan vokasi pada tingkat Perguruan Tinggi yang membekali lulusan dengan keterampilan yang didukung pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh. Politeknik di Indonesia merupakan program yang menjadi prioritas untuk diakselerasi sebagai bagian dari ekosistem vokasi di Indonesia.

Dengan hadirnya politeknik, diharapkan siswa yang sebelumnya mengenyam pendidikan tingkat menengah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat melanjutkan studi tingkat tingginya di politeknik.

Aliansi dengan industri merupakan langkah awal bagi politeknik untuk bisa mengenali potensinya dan memahami masalah yang dihadapi industri. Pemerintah menargetkan setiap politeknik bisa membenahi kurikulum pendidikannya agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja.

Dengan infrastruktur pendukung perkuliahan praktik yang lebih lengkap dibandingkan universitas, politeknik diharapkan dapat berkontribusi menciptakan purwa rupa serta produk yang bisa dijual ke pasar.

Dilansir dari laman, politeknik kini didampingi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang baru dibentuk pada 2021 lalu. Hal ini merupakan wujud besarnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan vokasi.

Pendidikan Vokasi sebelumnya memang kurang mendapat perhatian dan menjadi pilihan kedua saat melanjutkan pendidikan. Namun sejak periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, pandangan tersebut perlahan mulai berubah.

Pendidikan vokasi mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat dan tidak lagi menjadi pilihan kedua. Hal itu dikarenakan mulai dilakukannya revitalisasi pendidikan vokasi.

Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) Hasilkan Profesional Sebelum Lulus Kuliah

Pada tingkat sekolah menengah, lulusan SMK memang diharapkan dapat langsung terjun ke industri sebagai tenaga kerja yang terampil di bidang operasional. Meskipun begitu, di era persaingan kerja yang sangat ketat ini, tenaga kerja formal yang hanya memegang ijazah sekolah menengah tidak cukup untuk bersaing mendapatkan posisi yang tinggi di perusahaan.

Oleh sebab itu, lulusan sekolah vokasi perlu mengenyam pendidikan tinggi yang bisa membuat tenaga kerja yang awalnya hanya terampil di bidang operasional, menjadi intelektual yang bisa duduk di posisi manajemen dalam perusahaan. Salah satu politeknik berkualitas tinggi yang dapat menjamin lulusannya mahir baik di bidang operasional maupun manajemen adalah MNP.

Hal ini bisa diwujudkan karena sistem pembelajaran di MNP menggunakan Immersive Learning Experience, sebuah metode pembelajaran yang membuat mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja nyata sesuai dengan konsep pembelajaran selama 4 tahun masa perkuliahan untuk menjadi Sarjana Terapan.

Saat ini MNP telah memulai penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 untuk tiga program studi/jurusan, yakni Jurusan Digital Animation, Jurusan Event Management dan Jurusan E-commerce Logistic. Kesempatan untuk bisa menjadi profesional sebelum lulus kuliah dan menjadi sarjana terapan di politeknik bergengsi ini sangat terbatas, hanya bisa didapatkan hingga 31 Agustus 2022.