Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia – Perguruan Tinggi swasta di Indonesia menunjukkan kualitas yang tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri. Data dari sejumlah lembaga pemeringkat menunjukkan bahwa rangking sejumlah perguruan tinggi swasta atau perguruan tinggi swasta lebih baik dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri.

Bagi anda yang belum beruntung dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri, tidak ada salahnya untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Meluncurkan situs resmi Webometrics, salah satu lembaga pemeringkatan universitas terbaik, setiap tahun mereka memeringkat lebih dari 30.000 universitas dari 200 negara.

Lembaga pemeringkat universitas ini menggunakan tiga indikator untuk menilai dan memeringkat universitas terbaik di dunia. Indikatornya adalah: visibilitas atau dampak, transparansi atau keterbukaan, dan keunggulan.

Berikut daftar 10 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia versi Webometrics 2022:

  • 1. Universitas Binus, Jakarta Peringkat = 200
  • 2. Peringkat Universitas Telkom Bandung = 401-450
  • 3. Peringkat Universitas Atma Jaya Jakarta = 401-450
  • 4. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Peringkat = 401-450
  • 5. Peringkat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta = 451-500
  • 6. Peringkat Universitas Atma Jaya Yogyakarta = 601-650
  • 7. Universitas Parahyangan Bandung Peringkat = 601-650.
  • 8. Peringkat Universitas Muhammadiyah Surakarta = 601-650
  • 9. Universitas Pelita Harapan, Tangerang Peringkat = 601-650
  • 10. Universitas Tarumanagara, Jakarta Peringkat = 601-650

Indikator Yang Digunakan  Website QS,

Indikator yang digunakan dikutip dari website QS, ada 11 indikator penilaian yang digunakan dalam pemeringkatan perguruan tinggi. Berikut rinciannya:

1. Reputasi akademik (30 persen)

Indikator ini menggunakan data dari survei global akademisi yang dinilai oleh QS setiap tahun. Hasil survei ini mencakup permintaan untuk mengidentifikasi universitas terbaik dalam studi mereka sendiri, serta dalam peringkat dan laporan lain yang dihasilkan oleh QS, QS World University Rankings dan QS World University Rankings by Subject. Tujuannya adalah untuk memberikan indikasi universitas mana yang memiliki reputasi terkuat di komunitas akademik internasional.

2. Reputasi pemberi kerja (20 persen)

Penilaian dilakukan terhadap pemberi kerja lulusan, yang diminta untuk mengidentifikasi universitas yang menganggap hasil lulusan sebagai kualitas tertinggi. Hasil survei ini digunakan untuk menginformasikan sejumlah proyek penelitian QS lainnya, yang mencerminkan pentingnya peluang kerja dan prospek kerja bagi pelamar dan lulusan universitas saat ini.

3. Rasio arsitektur/siswa (10 persen)

Indikator ini menilai rasio anggota staf akademik penuh waktu yang dipekerjakan per siswa yang terdaftar. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang berapa banyak waktu kontak dan dukungan akademik yang diharapkan diterima siswa di institusi tersebut.

4. Jaringan penelitian internasional (10 persen)

Menggunakan data yang disediakan oleh Scopus, indikator ini menilai tingkat kerjasama penelitian internasional untuk setiap lembaga yang didirikan. Untuk menghitung indikator ini, Indeks Margalef, yang banyak digunakan dalam ilmu lingkungan, telah diadaptasi untuk menghasilkan skor yang memberi suatu institusi keragaman bekerja dengan institusi lain di berbagai lokasi di seluruh dunia.

5-6. Kutipan per makalah (10 persen) dan dokumen per arsitektur (5 persen)

Kedua indikator ini dinilai menggunakan data dari database publikasi penelitian dan kutipan Scopus. Ini pertama-tama menilai jumlah kutipan per makalah penelitian yang diterbitkan, yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang dampak penelitian masing-masing lembaga terhadap komunitas peneliti. Melanjutkan jumlah makalah penelitian yang diterbitkan per anggota. Ini memberikan indikasi produktivitas penelitian universitas secara keseluruhan.

7. Staf dengan gelar PhD (5 persen)

Indikator baru yang diperkenalkan dalam QS University Rankings: Asia untuk 2016, menilai proporsi anggota staf akademik yang memenuhi syarat untuk tingkat PhD. Ini melengkapi indikator siswa/rasio, yang keduanya bertujuan untuk memberikan ukuran proksi dari komitmen institusi terhadap pengajaran berkualitas tinggi.

8-9. Proporsi arsitektur internasional (2,5 persen) dan proporsi mahasiswa internasional (2,5 persen)

Empat indikator terakhir semuanya bertujuan untuk menilai seberapa ‘internasional’ setiap universitas, yang mencerminkan fakta bahwa internasionalisasi merupakan prioritas utama bagi universitas di Asia dan di tempat lain. setiap wilayah di dunia. Kedua indikator ini, yang juga digunakan dalam QS World University Rankings, menilai proporsi staf dan mahasiswa di universitas yang tergolong ‘internasional’.

10-11. Proporsi siswa pertukaran yang masuk (2,5 persen) dan proporsi siswa pertukaran yang keluar (2,5 persen)

Dua indikator terakhir ini, yang tidak digunakan dalam pemeringkatan global, menawarkan wawasan tambahan tentang aktivitas internasionalisasi di universitas-universitas Asia, menilai ukuran relatif dari inbound dan program pertukaran pelajar outbound untuk masing-masing institusi. Hasil keseluruhan dari QS Asia University Rankings dipublikasikan dalam tabel online interaktif, yang memungkinkan pengguna untuk membandingkan kinerja universitas pada indikator individual, atau melihat mereka dengan skor gabungan tertinggi.

Baca Juga : 7 Jurusan Kuliah Sering Dibutuhkan di Dunia Kerja