Unsur estetis teater tradisional dapat menjadi bagian penting untuk mendukung berjalannya pertunjukan teater tradisional tersebut. Teater tradisional merupakan seni budaya yang masih terpengaruh oleh adat istiadat daerah sekitar.

Teater tradisional ini biasanya digunakan untuk masyarakat sebagai media hiburan ataupun menyampaikan kritik sosial bagi pemerintah. Ada banyak teater tradisional yang bisa kamu temui di Indonesia. Hampir semuanya pasti memiliki unsur estetis yang bisa menunjang berjalannya pertunjukan.

Ini Unsur Estetis Teater Tradisional

Ada beberapa unsur estetis dalam teater tradisional, seperti berikut.

Unsur Latar atau Setting

Setting dalam teater ada tiga unsur yaitu tempat, waktu dan ruang. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung. Untuk setting tempat memiliki kaitan nya dengan lokasi di mana cerita tersebut  berlangsung. Misalnya, cerita berasal dari Lombok Barat, Bali atau Riau. Nah, setting panggung harus disesuaikan dengan suasana ya.

Misalnya seperti cerita teater tradisional Mamanda yang berasal dari Kalimantan Selatan, tentunya memiliki konsekuensi terhadap tata busana dan tata musik yang sesuai dengan daerah Kalimantan Selatan.

Setting ruang memiliki kaitan dengan ruang terbuka, ruang didalam, rumah, pendopo, dan lain sebagainya. Setting ruangan ini memiliki konsekuensi terhadap Tata dekorasi. Racikan setting di dalam rumah maka harus ada Kursi, meja, dan beberapa dekorasi lain yang bisa membuat suasana tampak benar-benar di dalam rumah.

Jika berada di ruang pendopo maka harus diperhatikan interior dan perabotannya. Sedangkan untuk di ruang alam lebih kompleks lagi sebab dekorasinya memiliki pengertian lebih luas, seperti di hutan, di jalan, di pantai, atau yang lainnya.

Unsur Perwatakan dan Penokohan

Selanjutnya ada unsur perwatakan dan penokohan yang keduanya sebenarnya berbeda. Penokohan memiliki kaitannya dengan perwatakan, tetapi di dalam teater tradisional penokohan memiliki hubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, bentuk fisik, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk perwatakan lebih ke arah sikap pelaku seperti penyabar, pemarah, keras kepala, dan lain sebagainya. Di dalam teater tradisional penokohan bisa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu antagonis, protagonis, dan tritagonis.

Biasanya tokoh protagonis dan antagonis digunakan sebagai tokoh utama. Artinya tokoh-tokoh tersebut bisa menggerakkan jalan cerita. Apapun lakon dalam teater tradisional pasti ada tokoh protagonis ataupun antagonis.

Unsur Musik

Unsur musik juga dibutuhkan dalam teater tradisional. Hampir semua teater tradisional di Indonesia memiliki unsur musik disesuaikan dengan masing-masing daerah. Misalnya, seperti teater tradisional ludruk dari Jawa Timur yang menggunakan beberapa alat musik dan diiringi dengan kidungan untuk mengungkapkan isi hati.

Baca Juga: Alasan Memilih Jurusan IPA Di Bangku SMA

Kemudian ada lenong yang merupakan teater tradisional dari Betawi di dalam lenong ada berbagai macam iringan musik untuk membuat pertunjukan semakin hidup seperti kecrekan, gendang, kempor, suling, dan lain sebagainya.

Jadi unsur musik ini sangat penting dalam teater tradisional untuk menghidupkan suasana pertunjukan.